Rumah Sakit ISLAM IBNU SINA Menerima Layanan BPJS Kesehatan


Dikutip dari laman https://www.unsyiah.ac.id, Rumah Sakit Pendidikan Prince Nayef (RSPN) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kembali melanjutkan kerja sama usai pemutusan hubungan kerja sama sejak 1 Januari 2016. Kerja sama lanjutan itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Kepala BPJS Kesehatan Perwakilan Aceh, Rita Masyita Ridwan, SSi.Apt., MKes di RSPN Unsyiah, Banda Aceh, Senin (26/9).
Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis RSPN, dr. Dian Adi Syahputra, Sp. BA, Ketua Dewan Pembina RSPN, dr. M. Yani, M.Kes, PKK, Ketua Dewan Pengawas RSPN, drg. Saifuddin Ishak, M.Kes.PKK, manajemen, dan staf RSPN. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Rektor II Unsyiah, Prof. Dr. Husni, SH, M.Hum.
Kepala UPT RSPN dalam sambutannya menyampaikan, manajemen dan seluruh staf RSPN bekerja keras selama dua bulan untuk menyiapkan kerjasama lanjutan antara RSPN dengan BPJS Kesehatan. Upaya itu dilakukan untuk mendorong masyarakat agar dapat berobat kembali di RSPN.
“Masyarakat sekitar Unsyiah bergantung pada RSPN. Mereka ingin berobat di RSPN, tapi tidak bisa. Soalnya, fasilitas BPJS sempat terhenti sejak Januari tahun ini. Oleh karena itu, para pegawai dan manajemen RSPN terus berupaya untuk mengembalikan kehadiran BPJS Kesehatan di RSPN. Di samping itu, ditagetkan pada Juni 2017 RSPN harus sudah terakreditasi,” katanya.
Sementara itu, drg. Saifuddin mengaku, siap bekerja siang dan malam untuk meningkatkan pelayanan RSPN. Tim yang ada di RSPN sekarang sudah sangat solid sehingga kerja sama dengan BPJS Kesehatan pun dapat terjalin kembali. Guna meningkatkan mutu RSPN, manajemen RSPN sudah mendata semua kebutuhan RS, baik itu berupa infrastruktur, sarana dan prasarana, tenaga dokter, staf ahli, dan lain-lain.
Rektor Unsyiah berharap, hubungan antara BPJS dengan RSPN selalu berjalan dengan baik dan harmonis. RSPN sangat pontensial menjadi RS pendidikan yang representatif. Apalagi di Fakultas Kedokteran Unsyiah sudah tersedia 200 orang lebih dokter ahli.
“Saat ini, RSPN yang terletak di belakang kampus FK Unsyiah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk sebuah RS Pendidikan. RSPN memiliki 2 ventilator, 3 monitor, 3 infus pump, dan 3 syringe pump. Sedangkan di ruang NICU tersedia 4 inkubator, 1 light theraphy, dan 1 infrant warmer. Bahkan di RSPN ada Bone Mineral Density (BMD) yang satu-satunya ada di Aceh. Biasanya pasien RSUZA pun dirujuk ke RSPN untuk proses BMD scan,” sebutnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BPJS Kesehatan Aceh menjelaskan, hubungan antara RSPN dengan BPJS Kesehatan sempat terhenti karena RSPN tidak menyerahkan Surat Izin Operasional (SIO) dan penetapan kelas. SIO adalah persyaratan mutlak yang harus diajukan setiap RS yang ingin mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan. Namun, dengan tersedianya kembali fasilitas BPJS Kesehatan di RSPN diharapkan masyarakat di kawasan RS dapat berobat di RSPN dan memanfaatkan fasilitas berobat dari BPJS Kesehatan.
“RSPN harus mampu menjadi RS Pengampu dan Penyangga untuk rujukan masyarakat sekitar. Sebab ada aturan untuk menjalani rujukan RS secara berjenjang. Selain itu, pihak RSPN perlu membentuk tim pencegah kecurangan untuk menghindari penyalahgunaan anggaran negara dalam pelaksanaan kesehatan yang difasilitasi BPJS Kesehatan. Banyak negara yang memberlakukan jaminan kesehatan menemukan setidaknya 10% tingkat kecurangan. Kami berharap agar seluruh pegawai Unsyiah untuk didaftarkan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages